Header Ads Widget

Surah Al-Baqara : 101 : وَلَمّا جاءَهُم رَسولٌ مِن عِندِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِما مَعَهُم نَبَذَ فَريقٌ مِنَ الَّذينَ أوتُوا الكِتٰبَ كِتٰبَ اللَّهِ وَراءَ ظُهورِهِم كَأَنَّهُم لا يَعلَمونَ : Dan Setelah Datang Kepada Mereka Seorang Rasul Dari Sisi Allah Yang Membenarkan Apa (kitab) Yang Ada Pada Mereka, Sebahagian Dari Orang-orang Yang Diberi Kitab (Taurat) Melemparkan Kitab Allah Ke Belakang (punggung)nya, Seolah-olah Mereka Tidak Mengetahui (bahwa Itu Adalah Kitab Allah).

Daftar Isi [Tutup]

    Surah Al-Baqarah: 101: Penolakan Terhadap Kebenaran yang Terungkap

    Dalam surah Al-Baqarah, ayat ke-101, Al-Qur’an menyingkap sebuah kisah yang mencerminkan sifat dasar manusia yang seringkali menolak kebenaran yang tidak sesuai dengan harapan dan prasangka mereka.

    Latar Belakang Ayat

    Ayat ini turun sebagai tanggapan atas penolakan yang dilakukan oleh sebagian kaum Yahudi terhadap Nabi Muhammad ﷺ dan ajarannya. Mereka telah menerima kitab Taurat sebagai wahyu dari Allah, namun ketika seorang rasul datang kepada mereka yang membenarkan ajaran Taurat dan melengkapinya, mereka menolaknya dengan tegas.

    Makna Ayat

    Ayat ini menggambarkan sikap mereka yang menolak kebenaran dengan sangat jelas:

    • "Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka…"

    Allah telah mengutus Nabi Muhammad ﷺ sebagai pembawa risalah yang benar, yang membenarkan ajaran-ajaran Taurat yang telah mereka terima. Namun, mereka tidak mau mengakui kebenaran ini.

    • "…sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya…"

    Alih-alih menerima kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ, mereka menolaknya dengan cara yang sangat menghina. Mereka melemparkan kitab Taurat ke belakang punggung mereka, seolah-olah mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah kitab suci yang mereka terima dari Allah.

    • "…seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah)."

    Sikap mereka yang menolak kebenaran digambarkan sebagai sikap ketidaktahuan. Mereka berpura-pura tidak mengetahui bahwa kitab yang mereka lempar adalah kitab suci yang mereka yakini. Ini menunjukkan bahwa penolakan mereka bukan karena kurangnya pengetahuan, tetapi karena prasangka dan keengganan untuk menerima kebenaran yang tidak sesuai dengan harapan mereka.

    Pelajaran yang Dipetik

    Ayat ini memberikan beberapa pelajaran penting bagi kita:

    • Pentingnya Keterbukaan Pikiran: Kita harus selalu terbuka terhadap kebenaran, bahkan jika itu berbeda dari apa yang kita yakini. Sikap tertutup dan prasangka hanya akan menghalangi kita untuk melihat kebenaran.
    • Bahaya Penolakan Kebenaran: Penolakan terhadap kebenaran dapat memiliki konsekuensi yang serius. Ketika kita menolak kebenaran, kita pada dasarnya menolak rahmat dan bimbingan Allah.
    • Tanggung Jawab Terhadap Ilmu: Kita memiliki tanggung jawab untuk menggunakan ilmu dan pengetahuan kita untuk mencari kebenaran dan bertindak sesuai dengannya. Mengabaikan kebenaran atau berpura-pura tidak mengetahui adalah tindakan yang tercela.
    • Konsistensi dengan Keyakinan: Iman kita harus konsisten dengan tindakan kita. Jika kita mengaku beriman kepada Allah dan kitab suci-Nya, kita harus menerima dan mengikuti ajaran yang dibawa oleh para rasul-Nya.

    Kesimpulan

    Surah Al-Baqarah: 101 menyoroti sifat dasar manusia yang seringkali menolak kebenaran yang tidak sesuai dengan harapan dan prasangka mereka. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya keterbukaan pikiran, tanggung jawab terhadap ilmu, dan konsistensi dengan keyakinan kita. Dengan menerima kebenaran dan bertindak sesuai dengannya, kita dapat memperoleh rahmat dan bimbingan Allah, dan menjalani kehidupan yang bermakna dan memuaskan.

    Tanya Jawab Umum tentang Surah Al-Baqarah Ayat 101

    Pertanyaan:

    Apa konteks dari Surah Al-Baqarah Ayat 101?

    Jawaban:

    Ayat ini merupakan bagian dari kisah kaum Yahudi yang menolak kedatangan Nabi Muhammad SAW, meskipun ajaran beliau membenarkan isi kitab Taurat yang mereka miliki.

    Pertanyaan:

    Siapa yang dimaksud dengan "orang-orang yang diberi kitab" dalam ayat ini?

    Jawaban:

    Yang dimaksud adalah kaum Yahudi yang memiliki Taurat.

    Pertanyaan:

    Apa tindakan yang dilakukan oleh sebagian kaum Yahudi ketika menerima ajaran Nabi Muhammad SAW?

    Jawaban:

    Mereka melemparkan kitab Taurat ke belakang punggung mereka, seakan-akan mereka tidak mengenal kitab tersebut.

    Pertanyaan:

    Apa makna dari tindakan "melemparkan kitab ke belakang punggung"?

    Jawaban:

    Tindakan ini merupakan simbol penolakan dan pengabaian terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW, meskipun ajaran tersebut sesuai dengan kitab suci mereka sendiri.

    Pertanyaan:

    Mengapa kaum Yahudi menolak ajaran Nabi Muhammad SAW?

    Jawaban:

    Ada beberapa alasan, di antaranya:

    • Kecemburuan karena Nabi Muhammad SAW bukan berasal dari kalangan mereka.
    • Takut kehilangan pengaruh dan kekuasaan jika ajaran Islam diterima secara luas.
    • Kekhawatiran bahwa ajaran Islam akan menggantikan Taurat.

    Pertanyaan:

    Apa pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini?

    Jawaban:

    Ayat ini mengajarkan pentingnya:

    • Membuka hati dan pikiran terhadap kebenaran, meskipun kebenaran itu datang dari sumber yang tidak terduga.
    • Menghindari fanatisme dan prasangka yang dapat menghalangi penerimaan kebenaran.
    • Menghargai dan menghormati kitab suci, karena kitab suci adalah pedoman hidup yang berharga.

    Pertanyaan:

    Bagaimana ayat ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?

    Jawaban:

    Ayat ini dapat diterapkan dengan:

    • Bersikap kritis dan terbuka terhadap informasi baru, terutama yang bertentangan dengan keyakinan yang dianut sebelumnya.
    • Menghormati dan menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan orang lain.
    • Mencari kebenaran dengan pikiran yang jernih dan hati yang lapang.

    Pertanyaan:

    Apa hubungan antara ayat ini dengan konsep pluralisme agama?

    Jawaban:

    Ayat ini mendukung konsep pluralisme agama karena mengajarkan bahwa kebenaran dapat ditemukan dalam berbagai sumber, termasuk kitab suci yang berbeda. Hal ini mendorong toleransi dan saling pengertian antar umat beragama.

    Post a Comment

    0 Comments