Header Ads Widget

Surah Al-Baqara : 211 : سَل بَنى إِسرٰءيلَ كَم ءاتَينٰهُم مِن ءايَةٍ بَيِّنَةٍ وَمَن يُبَدِّل نِعمَةَ اللَّهِ مِن بَعدِ ما جاءَتهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَديدُ العِقابِ : Tanyakanlah Kepada Bani Israil: "Berapa Banyaknya Tanda-tanda (kebenaran) Yang Nyata, Yang Telah Kami Berikan Kepada Mereka". Dan Barangsiapa Yang Menukar Nikmat Allah Setelah Datang Nikmat Itu Kepadanya, Maka Sesungguhnya Allah Sangat Keras Siksa-Nya.

Daftar Isi [Tutup]

    Surah Al-Baqarah Ayat 211: Tanda-Tanda Nyata dan Siksa Allah bagi Para Pengingkar

    Dalam Surah Al-Baqarah ayat 211, Allah SWT berfirman:

    سَل بَنى إِسرٰءيلَ كَم ءاتَينٰهُم مِن ءايَةٍ بَيِّنَةٍ وَمَن يُبَدِّل نِعمَةَ اللَّهِ مِن بَعدِ ما جاءَتهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَديدُ العِقابِ

    Terjemahan:

    Tanyakanlah kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka". Dan barangsiapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.

    Tafsir Ayat

    Ayat ini memiliki beberapa tafsir dan makna yang mendalam:

    1. Pertanyaan Retoris tentang Tanda-Tanda Allah

    Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk bertanya kepada Bani Israil tentang banyaknya tanda-tanda nyata yang telah diberikan kepada mereka. Pertanyaan ini bersifat retoris, artinya tidak memerlukan jawaban eksplisit, melainkan bertujuan untuk menekankan besarnya nikmat dan berkah yang telah Allah berikan kepada Bani Israil.

    Tanda-tanda nyata tersebut meliputi mukjizat yang ditunjukkan oleh para nabi mereka, seperti tongkat Musa yang berubah menjadi ular, laut yang terbelah untuk mereka, dan manna yang turun dari langit. Tanda-tanda ini merupakan bukti nyata dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.

    2. Peringatan bagi yang Mengingkari Nikmat Allah

    Bagian kedua dari ayat ini memberikan peringatan keras bagi mereka yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya. Menukar nikmat Allah dapat berarti kufur terhadap nikmat tersebut, tidak mensyukuri, atau bahkan menentang dan mengingkari nikmat tersebut.

    Allah SWT menegaskan bahwa siapa pun yang melakukan hal ini akan menerima siksa yang sangat keras dari-Nya. Siksa ini dapat berupa azab di dunia atau di akhirat, atau bahkan keduanya.

    3. Pelajaran bagi Umat Muslim

    Ayat ini juga menjadi pelajaran berharga bagi umat Muslim. Kita harus selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, baik nikmat yang bersifat materi maupun non-materi. Kita juga harus berhati-hati agar tidak tergoda untuk mengingkari atau menentang nikmat-nikmat tersebut.

    Jika kita bersyukur dan menghargai nikmat Allah, maka Allah SWT akan menambah nikmat tersebut kepada kita. Namun, jika kita mengingkari atau menentangnya, maka Allah SWT akan mencabut nikmat tersebut dan menghukum kita dengan siksa yang keras.

    Kisah Bani Israil sebagai Contoh

    Kisah Bani Israil dalam ayat ini menjadi contoh nyata dari peringatan Allah SWT. Meskipun telah diberikan banyak tanda-tanda nyata dan nikmat yang besar, namun Bani Israil sering kali mengingkari nikmat tersebut dan menentang para nabi mereka. Akibatnya, mereka menerima siksa yang berat dari Allah SWT, seperti pengusiran dari tanah mereka dan penghancuran Baitul Maqdis.

    Kesimpulan

    Surah Al-Baqarah ayat 211 merupakan pengingat penting tentang pentingnya bersyukur atas nikmat Allah SWT dan menghindari kufur nikmat. Ayat ini juga menjadi peringatan keras bagi mereka yang menukar nikmat Allah dengan mengingkari atau menentangnya. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari ayat ini dan menjadi hamba-hamba Allah yang bersyukur dan menghargai nikmat-nikmat-Nya.

    FAQs tentang Surah Al-Baqarah Ayat 211

    1. Apa makna dari Surah Al-Baqarah Ayat 211?

    Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad untuk bertanya kepada Bani Israil tentang banyaknya tanda-tanda yang jelas yang telah diberikan Allah kepada mereka. Ayat ini juga memperingatkan bahwa siapa pun yang menukar nikmat Allah setelah diberikan kepadanya akan menerima hukuman yang berat dari Allah.

    2. Apa latar belakang diturunkannya ayat ini?

    Ayat ini diturunkan sebagai tanggapan atas perdebatan antara Nabi Muhammad dan orang-orang Yahudi di Madinah. Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa mereka adalah umat pilihan Allah dan memiliki hak istimewa atas orang lain. Nabi Muhammad menantang klaim ini dengan menanyakan kepada mereka tentang tanda-tanda yang jelas yang telah diberikan Allah kepada mereka.

    3. Apa saja tanda-tanda yang jelas yang diberikan Allah kepada Bani Israil?

    Tanda-tanda yang jelas yang diberikan Allah kepada Bani Israil meliputi:

    • Pembelahan Laut Merah
    • Pemberian manna dan burung puyuh di padang pasir
    • Penurunan Taurat
    • Pemberian Tanah Perjanjian
    • Perlindungan dan bimbingan terus-menerus dari Allah

    4. Mengapa orang Yahudi menukar nikmat Allah?

    Orang Yahudi menukar nikmat Allah karena mereka mengikuti hawa nafsu dan kepentingan pribadi mereka. Mereka mengingkari perjanjian mereka dengan Allah dan mengikuti jalan yang sesat.

    5. Apa konsekuensi dari menukar nikmat Allah?

    Konsekuensi dari menukar nikmat Allah adalah hukuman yang berat. Allah akan menyiksa orang-orang yang tidak bersyukur dan tidak menghargai nikmat-Nya.

    6. Apa pelajaran yang dapat dipetik dari ayat ini?

    Ayat ini mengajarkan beberapa pelajaran penting, antara lain:

    • Kita harus bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita.
    • Kita tidak boleh menukar nikmat Allah dengan hal-hal duniawi.
    • Kita harus selalu mengikuti jalan yang benar dan tidak menyimpang dari ajaran Allah.
    • Allah akan menghukum mereka yang tidak bersyukur dan tidak menghargai nikmat-Nya.

    7. Bagaimana kita dapat menerapkan pelajaran dari ayat ini dalam kehidupan kita?

    Kita dapat menerapkan pelajaran dari ayat ini dalam kehidupan kita dengan:

    • Selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita, baik besar maupun kecil.
    • Menghindari godaan untuk menukar nikmat Allah dengan hal-hal duniawi.
    • Teguh dalam iman kita dan mengikuti ajaran Allah.
    • Mengharapkan ganjaran dari Allah atas ketaatan kita dan takut akan hukuman-Nya atas dosa-dosa kita.

    Post a Comment

    0 Comments